Pemeriksaan stabilitas sendi lutut yaitu:
1. Tes laci sorong
Ada 2 macam yaitu laci sorong ke depan (anterior) ditujukan untuk ligamentum cruciatum anterior dan laci sorong ke belakang (posterior) ditujukan untuk ligamentum cruciatum posterior. Prosedur pemeriksaan, posisi pasien tidur terlentang dengan satu lutut yang diperiksa difleksikan (ditekuk) dan yang lain tetap lurus. Pergelangan kaki difiksasi dengan cara diduduki oleh terapis. Kedua tangan terapis memberikan tarikan ke arah anterior untuk mengetahui adanya ruptur tendon crusiatum anterior dan tarikan ke arah posterior untuk mengetahui adanya ruptur tendon crusiatum posterior. Pemeriksaan ini dapat dikombinasikan dengan posisi kaki endorotasi atau eksorotasi.Cara pelaksanaan dapat dilihat dalam gambar 1.
2. Tes hiperekstensi
Ditujukan pada ligamentum cruciatum anterior dan posterior. Adanya lesi dari ligamentum ini akan menambah sudut ekstensi lutut. Posisi pasien tidur terlentang dengan kedua tungkai lutut ekstensi penuh. Satu tungkai ditekankan ke bawah, fiksasi pada lutut dan pergelangan kaki secara bergantian. Bila hiperekstensi bertambah maka kemungkinan terjadi kerusakan pada simpai sendi atau ligamentum cruciatum anterior. Cara pelaksanaan dapat dilihat dalam gambar 2.
3. Tes hipermobilitas varus
Tes ini untuk mengetahui lesi pada ligamentum collateral lateral. Caranya posisi pasien terlentang diatas bed tungkai yang akan diperiksa berada disamping luar bed dan tungkai yang lain lurus di bed. Salah satu tangan terapis berada disisi medial lutut sebagai fiksasi dan tangan yang lain berada di sisi lateral dari pergelangan kaki untuk memberikan dorongan ke arah dalam. Cara pelaksanaan dapat dilihat dalam gambar 3.
4. Tes hipermobilitas valgus
Tes ini untuk mengetahui lesi ligamentum collateral medial, caranya hampir sama dengan hipermobilitas varus hanya saja posisi tangan terapis yang berfungsi sebagai fiksasi berada disisi lateral sendi lutut sementara tangan yang lain disisi medial dari pergelangan kaki untuk memberikan dorongan ke arah luar. Cara pelaksanaan dapat dilihat dalam gambar 4.
5. Tes gravity sign
Tes ini lebih ditujukan pada ligamentum cruciatum posterior. Prosedur pemeriksaan, posisi pasien tidur terlentang kemudian pasien diminta agar kedua kaki diangkat sehingga femur dan tibia membentuk sudut 90 derajat. Satu tangan menyangga tungkai pada tumitnya dan tangan yang lain merapatkan paha pasien, kemudian dilihat ketinggian tuberositas tibia kanan dan kiri sejajar atau tidak. Bila ketinggiannya berbeda maka bagian yang lebih rendah menunjukkan adanya kerobekkan ligamentum cruciatum posterior. Cara pelaksanaan dapat dilihat dalam gambar 5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar